Posted on April 26, 2010 by younggeomorphologys
Soil erosion
Soil erosion by water is the result of rain detaching and transporting vulnerable soil, either directly by means of rainsplash or indirectly by rill and gully erosion. Soil erosion is a natural process, occurring over geological time, and indeed it is a process that is essential for soil formation in the first place. With respect to soil degradation, most concerns about erosion are related to accelerated erosion, where the natural rate has been significantly increased mostly by human activity. Continue reading →
Filed under: Soil Geography | Tagged: degradation, deposition, detachment, erosion, human activity, overland, sedimentation, Soil, transportation | 1 Comment »
Posted on April 16, 2010 by younggeomorphologys
Geologic Time Scale 2009.
<unduh>
Filed under: Geology | Tagged: Geologic, Time Scale | Leave a comment »
Posted on April 16, 2010 by younggeomorphologys
Pantai Parangtritis, Bantul
Merupakan bentuklahan asal marin dan angin yang berada di bagian selatan Provinsi DIY. Proses pembentukan pantai yang memanjang ini karena adanya aktivitas gelombang dan arus yang kuat dari pantai selatan Jawa. Karakterisrik pasirnya hitam yang menandakan bahwa pasir ini berasal dari Gunung Merapi. Lebar pantai ini sekitar 2 km sampai batas gumuk pasir. Kondisi sosial-ekonominya banyak didominasi oleh aktivitas perdagangan dan pariwisata. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan permukiman maupun penginapan disepanjang pantai ini.Permasalahan yang dihadapi di daerah Parangtritis adalah masalah ketersediaan sumberdaya air akibat semakin meningkatnya kebutuhan air domestic. Karakteristik hidrologi yang dapat diidentifikasi adalah ada beberapa sumber mataair yang ditemukan di Parangtritis. Continue reading →
Filed under: General | Tagged: Geografi, pantai, parangtritis, wisata | 1 Comment »
Posted on April 16, 2010 by younggeomorphologys
Lava flow Parangkusumo
This place is the existence of two rock outcrops. Flat with relief materials were prepared by sand coming from the deposited Opak River along the coast and has experienced weathering to form soil. Looking at the conditions shown in the form of igneous rock which lay up the beach with a layered structure. Sandy soil conditions with coarse textured brown. Groundwater depth of approximately <5 meters, so easy to get water, other than that the water was not too salty. Continue reading →
Filed under: Environment, General | Tagged: lava flow, panembahan senopati, parangkusumo, rocks | 1 Comment »
Posted on April 16, 2010 by younggeomorphologys
Pemandian Air Panas Parangwedang, Bantul
Pertemuan dua lempeng itu juga mengakibatkan timbulnya mata air panas di Parangwedang, tak jauh dari Parangkusumo. Air dari mata air Parangwedang hangat dan konsentrasi kimianya tinggi. Penyebabnya karena ada patahan di daerah ini dan air tanah dalam yang berasal dari pegunungan di sebelah timur mengalir lewat sesar tersebut dan mendapat panas bumi. Continue reading →
Filed under: General | Tagged: geography, mataair panas, obat, parang wedang | Leave a comment »
Posted on April 8, 2010 by younggeomorphologys
Lab. Geospasial
Keberadaan bangunan megah dengan arsitektur modern itu memang mencolok di kawasan yang dihuni masyarakat nelayan, petani, dan peternak yang hidupnya sangat bersahaja. Meski rencana pembangunannya diprotes penduduk setempat namun pembangunan tempat tersebut tetap dilaksanakan. Continue reading →
Filed under: Environment, General, Geomorphology | Tagged: Geografi, geomorfologi, Lab. Geospasial, pemanfaatan lahan, sand dune | 1 Comment »
Posted on April 8, 2010 by younggeomorphologys
Perbatasan Perbukitan Karst dengan Basin Wonosari ( Paliyan )
Dinamakan Paliyan karena memang daerah ini merupakan peralihan antara daerah Pegunungan Sewu yang merupakan bentuklahan perbukitan karst menuju daerah Basin Wonosari yang merupakan daerah cekungan (basin).
Daerah Paliyan ini awalnya terbentuk dari pengangkatan daerah laut dangkal karena adanya pertumbuhan gunungapi sehingga laguna dan atol mucul panggung masif yang berupa perbukitan karst dan laguna ini berkembang menjadi basin. Daerah yang terangkat ini kemudian mengalami erosi dan pelapukan yang menyebabkan material terdeposisi di antara atol yang telah terangkat ke daratan tersebut dengan panggung masiv yang berada di selatannya. Untuk karakteristik tanahnya masih mengikuti daerah Pegunungan Sewu, yaitu terrarossa, karena sumber materialnya memang berasal dari daerah tersebut dengan pH normal (6-7). Namun semakin ke utara tanahnya beralih menjadi tanah grumosol atau margalit dengan struktur pejal dan permeabelitas tinggi. Continue reading →
Filed under: General | Tagged: geomorfologi, Gunungkidul, hidrologi, karst, Kependudukan, paliyan, wonosari | Leave a comment »
Posted on April 8, 2010 by younggeomorphologys
Basin Wonosari, Gunung Kidul
Sejarah pembentukannya adalah dulunya daerah ini merupakan laguna yang terangkat kemudian daerah ini berkembang menjadi rawa (swampy area) dan mengalami perkembangan menjadi basin. Perubahan dari rawa ke daratan ditandai dengan masih dijumpainya beberapa tumbuhan rawa yang masih tertinggal pada bentuklahan ini. Batuan yang dominan di daerah ini adalah dolomit ( CaMgCO3) yaitu merupakan perubahan dari pure Limestone menjadi dolomit. Tanah berkembang karena adanya proses reduksi sehingga tanah semakin ke utara tanah akan semakin hitam dan tanah ini disebut tanah grumosol. Airtanah kedalamannya mencapai 33 Continue reading →
Filed under: Uncategorized | Tagged: bentanglahan, Geografi, geomorfologi, Gunungkidul, wonosari | Leave a comment »
Posted on April 7, 2010 by younggeomorphologys
Danau doline Saptosari, Gunung Kidul
Danau doline ini merupakan cekungan pada bentanglahan karst yang terbentuk akibat adanya depresi karena terjadinya penyumbatan pada ponor oleh material sedimen.. Cekungan ini biasanya merupakan gabungan dari doline-doline yang mengalami erosi lateral sehingga terbenntuk cekungan yang lebih luas. Terjadinya penyumbatan ponor atau tempat lolosnya air diakibatkan oleh adanya material hasil erosi didaerah sekitar dan terakumulasi di titik yang rendah seperti cekungan yaitu doline kemudian ketika hujan, air yang jatuh kepermukaan akan tertahan dipermukaan ( tidak meresap kebawah ) sehingga terbentuk genangan. Continue reading →
Filed under: Geomorphology | Tagged: batugamping, doline, geography, geomorfologi, hidrologi, karst, permukiman | 2 Comments »
Posted on April 7, 2010 by younggeomorphologys
Bentanglahan Karst Gunung Sewu
Daerah Gunungsewu merupakan perbukitan kerucut karst yang berada di zona fisiogafik Pegunungan Selatan Jawa Tengah – Jawa Timur, dan secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Daerah Gunungsewu merupakan perbukitan kerucut karst yang berada di zona fisiogafik Pegunungan Selatan Jawa Tengah – Jawa Timur, dan secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Gunungkidul, DIY. Daerah ini senantiasa menderita kekeringan di musim kemarau, karena air permukaan yang langka. Diperkirakan terdapat cukup banyak air di bawah tanah, terbukti dari banyak dijumpainya sungai-sungai bawah permukaan.
Geomorfologi Daerah Gunungsewu, berdasarkan morfogenetik dan morfometriknya dapat dikelompokkan menjadi tiga satuan, yaitu Satuan Geomorfologi Dataran Karst, Satuan Geomorfologi Perbukitan Kerucut Karst, dan Satuan Geomorfologi Teras Pantai. Secara umum karstifikasi di daerah ini sudah mencapai tahapan dewasa. Continue reading →
Filed under: General, Geomorphology | Tagged: geomorfologi, Gunungkidul, karst, Kependudukan, Panggang, Polje | 2 Comments »