Danau Doline Saptosari, Gunung Kidul

Danau doline Saptosari, Gunung Kidul

Danau doline ini merupakan cekungan pada bentanglahan karst yang  terbentuk akibat adanya depresi karena terjadinya penyumbatan pada ponor oleh material sedimen.. Cekungan ini biasanya merupakan gabungan dari doline-doline yang mengalami erosi lateral sehingga terbenntuk cekungan yang lebih luas. Terjadinya penyumbatan ponor atau tempat lolosnya air diakibatkan oleh adanya material hasil erosi didaerah sekitar dan terakumulasi di titik yang rendah seperti cekungan yaitu doline kemudian ketika hujan, air yang jatuh kepermukaan  akan tertahan dipermukaan ( tidak meresap kebawah ) sehingga terbentuk genangan. Continue reading

Bentanglahan Karst Gunung Sewu, daerah Panggang

Bentanglahan Karst Gunung Sewu

Daerah Gunungsewu merupakan perbukitan kerucut karst yang berada di zona fisiogafik Pegunungan Selatan Jawa Tengah – Jawa Timur, dan secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Gunungkidul, DIY.

Daerah Gunungsewu merupakan perbukitan kerucut karst yang berada di zona fisiogafik Pegunungan Selatan Jawa Tengah – Jawa Timur, dan secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Gunungkidul, DIY. Daerah ini senantiasa menderita kekeringan di musim kemarau, karena air permukaan yang langka. Diperkirakan terdapat cukup banyak air di bawah tanah, terbukti dari banyak dijumpainya sungai-sungai bawah permukaan.
Geomorfologi Daerah Gunungsewu, berdasarkan morfogenetik dan morfometriknya dapat dikelompokkan menjadi tiga satuan, yaitu Satuan Geomorfologi Dataran Karst, Satuan Geomorfologi Perbukitan Kerucut Karst, dan Satuan Geomorfologi Teras Pantai. Secara umum karstifikasi di daerah ini sudah mencapai tahapan dewasa. Continue reading

Soil Formation and Classification USDA

Soil Formation and Classification

The National Cooperative Soil Survey identifies and maps over 20,000 different kinds of soil in the United States. Most soils are given a name, which generally comes from the locale where the soil was first mapped. Named soils are referred to as soil series.
Soil survey reports include the soil survey maps and the names and descriptions of the soils in a report area. These soil survey reports are published by the National Cooperative Soil Survey and are available to everyone.
Soils are named and classified on the basis of physical and chemical properties in their horizons (layers). “Soil Taxonomy” uses color, texture, structure, and other properties of the surface two meters deep to key the soil into a classification system to help people use soil information. This system also provides a common language for scientists.
Soils and their horizons differ from one another, depending on how and when they formed. Soil scientists use five soil factors to explain how soils form and to help them predict where different soils may occur. The scientists also allow for additions and removal of soil material and for activities and changes within the soil that continue each day. Continue reading

KEADAAN IKLIM DI SUMATERA SELATAN

KEADAAN IKLIM DI SUMATERA SELATAN

Iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode yang panjang. Sedangkan cuaca merupakan keadaan atmosfer pada suatu saat. Ilmu yang mempelajari iklim adalah klimatologi. Meteorologi mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi didalam atmosfer terutama pada lapisan bawah (troposfer)

Musim yang terdapat di Sumatera Selatan sama seperti umumnya yang terjadi di Indonesia, hanya dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari asia dan Samudra Pasifik terjadi musim hujan.Keadaan seperti itu setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April – Mei dan Oktober – Nopember. Continue reading

Peranan Iklim untuk Pariwisata

Peranan Iklim untuk Pariwisata

Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang pariwisata. Seperti cuaca cerah, banyak cahaya matahari, kecepatan angin, udara sejuk, kering, panas, dan sebagainya sangat mempengarui terhadap pelaksanaan wisata, baik wisata darat maupun laut. Dengan kondisi seperti yang telah disebutkan, maka pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati.

Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan aspek kunci yang harus menjadi agenda pembangunan nasional dalam rangka mengembangkan pola pembangunan yang tahan terhadap dampak perubahan iklim dan gangguan anomali cuaca yang terjadi saat ini dan antisipasi dampaknya ke depan. Tujuan jangka panjang dari agenda adaptasi perubahan iklim di Indonesia adalah terintegrasinya adaptasi perubahan iklim ke dalam perencanaan pembangunan nasional. Saat ini, Indonesia yang sudah rentan terhadap resiko bencana alam, seperti banjir, longsor, erosi, badai tropis, dan kekeringan, akan menghadapi resiko yang lebih besar lagi ke depan akibat perubahan iklim. Apabila langkah-langkah penanganan yang konkret tidak segera dilaksanakan, maka target-target Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals) untuk bidang-bidang yang berkaitan dengan kemiskinan, kelaparan, dan kesehatan akan sulit dicapai. Bahkan, ada kemungkinan, target-target pembangunan yang telah tercapai selama puluhan tahun ini, juga terancam Oleh karena itu, agenda adaptasi perubahan iklim harus diimplementasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dengan mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan ekologi. Pembangunan yang hanya mementingkan pencapaian tujuan ekonomi semata tanpa memperhatikan kelestarian alam akan menambah kerentanan Indonesia  terhadap perubahan iklim. Continue reading

TERAPAN IKLIM PADA KEHIDUPAN

TERAPAN IKLIM PADA KEHIDUPAN

Iklim merupakan factor peubah bebas lingkungan yang berpengaruh langsung pada setiap kegiatan dipermukaan tanah. Kadang kala keterbatasan data iklim menyebabkan kejadian luar biasa (banjir secara tiba-tiba) sukar diramalkan secara tepat. Curah hujan yang sering terjadi berkepanjangan, kadang kala tidak dianggap sebagai ancaman, tetapi hujan berintensitas tinggi yang terjadi dalam rentang waktu cukup lama (terutama didaera hup-land) harusdicermati. Apalagi tapak berada di kawasan berlereng, maka penetapan pintu air yang secara aman apat melancarkan drainase dan pembuangan air, mutlak masuk ke dalam petimbangan. Disamping itu, pencermatan terhadap usaha- usaha pengawetan tanah dan air di daerah atasan (up-land) menjadi bagian tidak terpisahkan dari keseluruhan perencanaan. Continue reading